Google Search

RENUNGAN TAK BERMAKNA

Mental dan keadaan yang labil dalam kehidupan kita, sering hadir pada saat yang tidak kita duga.. Karena itu lingkungan mempunyai peluang yang besar untuk mempengaruhi kita untuk menjadi "pengikut" ke arah mana lingkungan itu sedang bergerak.. Sebagian memang punya saringan dan daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh lingkungan. Namun,di saat kondisi kita sedang labil, kala itulah lingkungan berusaha menyeret kita kearah yang kadang kita benci—
dalam kehidupan kita sebelumnya. Kita mungkin pernah kehilangan apa yang kita miliki, sayangi dan bangun dimasalalu karena suatu masalah, dan bisa jadi saat ini kita "dijebak" lungkungan untuk menjadi bagian dari masalah itu sendiri.
Terkadang, apa yang kita sebut teman, tak selamanya adalah teman. Pertemanan yang apabila tidak dilandasi oleh persaudaraan darah, ukhuah islamiah maupun cinta yang tulus bisa saja seiring waktu biasanya terjadi atas dasar kepentingan-kepentingan belaka, singkatnya pertemanan yang tanpa landasan tersebut, memiliki tujuan agenda terselubung "siapa yang memetik satu kepentingan diatas siapa". Kita sering merasa diuntungkan oleh sebuah pertemanan, pada saat tertentu. Seolah seorang teman sedang menjadi dewa penyelamat atas persoalan-persoalan pelik yang kita hadapi selama ini. Padahal kalau kita renungkan lebih mendalam—sebenarnya kita sedang dimanfaatkan lebih jauh oleh siapa yang saat ini kita anggap dewa penyelamat kita..
Bisa jadi mereka sedang "mencari untung" diatas kebolehan, dan anugerah yg tuhan lebihkan pada diri kita, memang kita merasa diuntungkan juga pada saat itutetapi ia adalah keuntungan yang semu.. Sementara itu, persaudaraan, ukhuah islamiah dan cinta yang tulus adalah tidak pernah mengenal istilah memanfaatkan atau dimanfaatkan..

Kawan....berjagala-jagalah terhadap lingkungan, karena saat labil datang menghampiri kita, seluruh akal sehat tak lagi mampu mengendalikan jalan pikiran kita.. disaat inilah  lingkungan dan pengaruh berusaha dengan segala akal bulusnya menggerus kita kearah yang sebenarnya kita benci—bahkan kita musuhi dimasa lalu.

Merenunglah setiap saat "sejauh mana kita telah melangkah disetiap harinya adalah satu-satunya penjaga kita kearah yang lebih baik dimasa depan". Saat kegembiraan menghampiri, kita berpikir ini adalah hidup yg sesungguhnya.. Padahal, kita sedang terjebak dalam kegembiraan yang semu.. Ada saat, ketika kita labil dan kehilangan akal sehat—terjebak dalam ego keinginan gembira diwaktu yang singkat—namun kita tanpa sadar sebenarnya sedang mengorbankan dan menghancurkan harapan orang-orang yang kita sayangi.

Merenunglah.. Karena dengan merenung, kita akan senantiasa kembali lagi dalam jalan yang kita inginkan—jalan yang akan menyelamatkan kita dan mereka yang kita sayangi.. Terkadang kita lebih sering bertaruh untuk kegemberiaan yang kecil, dengan taruhan resiko yang besar, yang apabila terjadi diluar kendali kita, ia akan memporak-porandakan seluruh harapan orang yang kita sayangi..
Bersyukurlah saat kita sedang dihimpit masalah, karena saat masalah menghampiri—sebenarnya kita dipaksa merenung, berpikir dan memulai tindakan yang benar untuk capaian masa depan diri dan orang-orang yg kita sayangi. Saat gembera, cobalah untuk berpikir dengan cara seperti saat kita sedang susah.. karena dengan itu—kita akan selalu mampu mengemudikan gerbong hidup kita kearah yang membahagiakan diri dan mereka yang kita cintai.

#

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan disini,
Terimakasih atas Kunjungan anda

TENTANG YANG POENYA BLOG INI

Foto saya
Banda Aceh, Aceh, Indonesia
Dilahirkan di Gampong Pedalaman Aceh, Menempuh Pendidikan Sampai Tingkat SMA disana, Pindah dan Merantau Ke Banda Aceh. Saat ini berdomisi di Jakarta. Berminat pada kajian isu-isu sosial, ekonomi, politik. Bercita-cita Menjadi Pengusaha sekaligus politisi profesional Yang Senantiasa Akan Berjuang Untuk Mewujudkan Peradaban Yang Lebih Baik.