Hei, kamu orang bau’
jelata bodoh
Ku haramkan kau hidup,
Ku makruhkan pintar,
kalau makmur? apalagi
Ku peu-ingat bak kamu, ya…!!
Jangan bicara politik,
Kecuali tentang ke-esa-an partai ku
Lupakan hak-hak
Tak ada itu,
Yang ada harus dan wajib,
Bayar dan setor
Bilang pada semua handai-taulan jongos mu itu
Bertopeng lebih baik
Ini negeri bandit
Yang ada harus dan wajib,
Bayar dan setor
Bilang pada semua handai-taulan jongos mu itu
Bertopeng lebih baik
Ini negeri bandit
--eh, salah kesatria maksud ku
Ketidaktahuan lebih baik
Ini Tanah yang hormat pada pendosa, dan hinakan kaum brahmana
eh,--ralat.
Dengarlah baik-baik
Ku peu-ingat juga pada kamu, ya…!!
Diam,-- telan takdirmu
Telah tergariskan di laughul-mahfudz
Diam,-- telan takdirmu
Telah tergariskan di laughul-mahfudz
Kepunyaan ku,-- kebenaran
Pusaka ku,--kekuasaan
Aku warga utama,
Yang boleh berkuasa penuh atas hak dan budi baik negara
Yang boleh berkuasa penuh atas hak dan budi baik negara
Kamu,--warga kelas dua
bercita-citalah jadi warga pekerja
rajin,---tepat waktu bayar pajak
Ada soal?
itu semua memang hak awak kee
Jangan gugat, ini suci.
Sudah dogma agama,--titik.
Ssss…!!
Akulah penguasa
Pemenang dari perang kemarin
#
2 comments:
that's a great poem form for goverment critical....
taukah...!!! mereka adalah orang-orang yang bau
lebih bau dari bau busuk bangkai..
kebodohan mereka lebih bodoh keledai yang tak tau arah melangkah ke depan.
...kawkkawkawkkawaaaaa
trim's apresiasi jih tgk jasmadi..
semoga tambah sukses
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan disini,
Terimakasih atas Kunjungan anda