by: Irwansyah Psa
pada sudut pagi yang mengerucut gelap pekat,
ku terdampar diantara bayang-bayang subuh yang mendekat ke syaf'ak
terperanjat mata kosong dari riuhnya tangis kodok-kodok pemohon hujan,
yang malaikat pengampu asanya.
ku tersandar di bawah kemelut kabut kehitaman,
dinginnya kentara menusuk sukma yang telah suri.
cengengesan juga wajahku,
saar merenda lorong waktu di titik nadir.
ah...!
lama nian aku bersepi-sepi,
menelan ruang rindu
tiada berpangkal ujung.
aku bukan saja sepi dalam ramai,
namun sepi telah menjelma laksana selimut tidur bayi lahir kemarin petang.
yang aku adalah maujud zahirnya.
ku cuba peluk kabut,
namun ia tak bergeming
ku susuri wajah mentari,
cahayanya meredup temaram, oleh musabab gerhana jahat menutup di kanan sisi wajahnya,
tuan...
sekedar jua..
oh, sekejab. ku singgah di jalan pengembaraan ini,
karena ia yang ku cari masih berwujud asap,
yang menampakkan dirinya oleh, diantara ada dan tiada.
tuhanku..
benarkah, apa yang kucari.
masih sembunyi rapat di bawah jubah suci Rahman dan Rahim?
Irwansyah Psa
Banda Aceh, 28-12-2008 #
0 comments:
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan disini,
Terimakasih atas Kunjungan anda